Istilah hipertensi digunakan untuk
merujuk pada suatu kondisi tekanan darah tinggi. Tekanan darah dianggap tinggi
atau melewati batas normal jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka diatas
140/90. Angka 140 menunjukkan tekanan sistolik dan angka 90 menunjukkan tekanan
diastolik. Tekanan darah normal ada di kisaran 120/80 mmHg. Sedangkan 130/80
sudah dikategorikan normal tinggi.
Hipertensi secara perlahan dapat merusak
sistem organ tubuh kita, yang lambat laun akan menunjukkan gejala kerusakan
organ yang lebih progresif. Salah satu efek hipertensi jika tidak dirawat
dengak baik adalah merusak pembuluh darah arteri. Arteri yang rusak menyebabkan
terganggunya aliran darah, yang artinya kebutuhan oksigen dan nutrisi pada
organ dan jaringan tubuh lain juga akan terganggu.
Dengan rusaknya arteri, ada beberapa
organ tubuh yang berisiko mengalami gangguan, di antaranya :
1.
Jantung.
Rusaknya arteri membuat jantung bekerja
ekstra dalam memompa, ditambah lagi dengan penyumbatan pembuluh darah,
otot-otot jantung akan membesar dan tidak lagi efisien dalam memompa. Selain
dapat memicu serangan jantung, dalam jangka panjang hal ini dapat menyebabkan
kondisi gagal jantung.
2.
Otak.
Hipertensi bisa menyebabkan kerusakan
pembuluh darah di otak dan memicu pecahnya pembuluh darah otak hingga terjadi
serangan stroke.
3.
Ginjal.
Ginjal seharusnya berfungsi menyaring
air yang berlebih dan limbah makanan yang berasal dari darah. Jika arteri
rusak, peredaran darah ke ginjal ikut terganggu dan ginjal tidak bisa berfungsi
dengan baik, sehingga limbah tersebut menumpuk dan muncullah kegagalan ginjal
beserta banyak komplikasi lainnya.
4.
Organ Vital.
Pada wanita, hipertensi bisa menyebabkan
kehilangan gairah seksual, vagina terasa kering dan tidak bisa melakukan
orgasme, sedangkan pada pria, bisa mengakibatkan terjadinya disfungsi ereksi.
5.
Mata.
Pada tingkatan yang cukup parah,
hipertensi bisa berdampak pada terjadinya pendarahan pada organ mata bahkan
kebutaan.
6.
Tulang.
Tekanan darah tinggi memicu banyaknya
kalsium yang terbuang lewat urin sehingga kepadatan tulang berkurang dan mudah
keropos. Terutama jika terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause.
Memang pada tingkatan tertentu
hipertensi wajib diatasi dengan obat-obatan (konsultasikan kondisi hipertensi
Anda dengan dokter spesialis jantung atau dokter spesialis penyakit dalam).
Namun dengan turut mengubah gaya hidup, pastinya akan membuat pengobatan Anda
semakin maksimal, sekaligus melakukan pencegahan. Salah satunya dengan
cara-cara berikut ini:
1.
Turunkan berat badan
Biasanya tekanan darah meningkat seiring
naiknya berat badan Anda. Jika lemak di daerah pinggang sudah menumpuk, risiko
hipertensi akan lebih besar.
2.
Olahraga
Melakukan kegiatan fisik dan olahraga
yang bersifat aerobik (bukan yang bersifat anaerobik seperti body building)
selama setengah jam hingga satu jam tiap hari, jauh lebih baik dibanding jika
Anda menggabungkan seluruh porsi latihan di akhir pekan. Di samping itu,
olahraga teratur juga dapat membantu menurunkan berat badan Anda.
3.
Diet sehat dan tepat
Diet yang kaya akan biji-bijian, buah,
sayuran, dan susu rendah lemak bisa membantu menurunkan tekanan darah. Kurangi
makanan asin, makanan beku dan daging olahan.
4.
Hindari rokok
Termasuk hindari menjadi perokok pasif.
dr. Rukma Juslim, SpJP5. Hindari kafein.
Kafein bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah, walaupun hanya bersifat
sementara. Terutama bagi mereka yang berusia lanjut atau pasien dengan obesitas,
kafein berdampak lebih buruk bagi tekanan darah. Hindari konsumsi kafein lebih
dari dua cangkir per hari.
6.
Kelola stress dengan baik
Stress dan kecemasan bisa menaikkan
tekanan darah. Pengelolaan stress sangat bermanfaat bagi kesehatan kita.
Kegiatan relaksasi seperti pemijatan atau yoga bisa juga membantu.